Sabtu, 31 Oktober 2015

Cerpen :)



Keselamatan Mata Tombak Cita-cita
Azan berkumandang dan ayam mulai berkokok menjadi tanda terbitnya sang fajar. Seperti biasa  Gimin Suprafit menunaikan solat subuh di masjid, menyelsaikan pekerjaan rumah, dan kemudian mempersiapkan diri berangkat ke SMA N 1 Putri Hijau untuk mengajar. Tepat pukul 07.00 WIB beliau sampai di SMA N 1 Putri Hijau dengan mengendarai motor tua astra kesayangannya.
Dengan penuh semangat, beliau berdiri di depan gerbang sekolah memeriksa kedisiplinan siswa siswinya. Beragam pelanggaran dilakukan oleh siswa siswi SMA N 1 Putri Hijau. Mayoritas pelanggarannya adalah berpakaian tidak sesuai dengan aturan. Ada yang bajunya dikeluarkan, tidak memakai dasi dan ikat pinggang, atau kaos kaki dan sepatu warna warni. Selain itu banyak siswa siswi yang mengendarai motor tanpa helm dan motor berkenalpot resing. Tentu saja ini juga termasuk pelanggaran dan poin minus bagi pelanggarnya.
            Di Putri Hijau saat ini marak terjadi kecelakaan lalu lintas. Dalam waktu sebulan ini, ada 15 peristiwa yang menewaskan 8 pengguna jalan. 12 peristiwa melibatkan 29 pengendara roda dua, dan 18 diantaranya masih berstatus pelajar SMA. Penyebab utama terjadinya kecelakaan adalah keteledoran pengemudi yang ugal-ugalan dalam berkendara. Karna itulah pihak kepolisian bekerja sama dengan pihak sekolah  mewajibkan penggunaan helm bagi siswa siswinya dan memasukkannya dalam salah satu aturan sekolah.
“Lorenzo kamu sayang nyawa kan? Mulai besuk pakailah helm mu di kepala, jangan kamu sangkutin di jok depanmu,”  Pesan Pak Gimin kepada Lorenzo, salah satu siswa kelas 12 yang meletakkan helm dibawah jok motornya.
“Iya Pak. Besuk-besuk lagi gak akan Ezo taruh di Jok depan tapi di jok belakang.hehehe,” Jawab Ezo dengan nada mengejek.
“Kamu kalo dinasehati orang tua meremehkan, hati-hati nanti kuwalat,” nasehat Pak Gimin dengan nada mengancam.
“Ampun Pak. Ezo cuma bercanda,” Ezo kemudian pergi menuju parkiran.
            Ketika Pak Gimin sedang serius memeriksa kedisiplinan siswa, dari jauh terlihat dua motor berkecepatan tinggi dan menerobos gerbang tanpa permisi. “ stop!” Pak Gimin dengan segera menghentikan motor tersebut dan kedua motor tersebut berhenti.
“Aztofirullahalazim, ternyata Laksana Tiger Wibawa dan Sutrisno Honda. Kalian tau gak?” tegur Pak Gimin dengan nada tinggi.
“ Enggak tau Pak, hehe” jawab Laksana dan Sutrisno serempak dengan nada mengejek.
 “Kalian ini salah malah cengengesan. Kalian tau gakkarena kecerobohan kalian, nyawa orang lain jadi undian.” Pak Gimin menasehati dengan nada tegas.
 “Undian berhadiah apa pak? Mobil Jaz apa motor CB 150 R? haha” Sutrisno menanggapi nasehat Pak Gimin dengan gurauan yang meremehkan.
 “Undian kematian. Jangan diulangi lagi, apabila kalian masih ugal-ugalan bapak akan beri kalian sanksi yang tegas,” Kemudian Pak Gimin kembali ke gerbang melanjutkan tugasnya menertibkan siswanya. Nasehat Pak Gimin masuk lewat kuping kanan dan keluar kuping kiri, seperti angin lewat saja.
”Pak Gimin itu kenapa terlalu rajin nongkrong di gerbang? Masa muda itu masa yang perlu dinikmati. Terlalu banyak aturan, gak asik Pak Gimin tu, orang tua kita aja gak secerewet Bapak itu” keluh Laksana.
            Tidak hanya bekerja sama dengan pihak sekolah dalam menegakkan tata tertib memakai helm, pihak kepolisian juga melaksanakan sosialisasi setelah upacara bendera. Dipagi yang cerah Pak Imam, seorang polisi yang ditugaskan menyosialisakan memberikan nasehat singkat kepada seluruh peserta upacara.
 “Remaja menuju dewasa yang berbahagia, kami faham dimasa kalian saat ini adalah masa dimana kalian ingin menunjukan bahwa kalian hebat. Dan masa labil melampiaskan amarah dengan ugal-ugalan di jalan umum. Atau karna kalian rajin belajar hingga larut malam dan bangun kesiangan ngebut naik motor, sampai lupa bagaimana cara berhenti. Namun taukah kalian bahwa nyawa orang lain berada di tangan kalian juga?”
“Tidak Pak. Nyawa kita kan ditangan Tuhan,” cloteh seorang siswa peserta upacara.
“Dengarkan dulu penjelasan bapak. Iya Bapak tau bahwa nyawa manusia itu ditangan Tuhan namun Kita sebagai manusia sepatutnya harus berikhtiar. Coba bayangkan, akibat kelalaian dan keteledoran kalian ketika berkendara ada nyawa melayang. Seorang tulang punggung keluarga, ibu yang mengasuh anak-anaknya, atau anak yang menjadi kebanggaan orang tuanya. Sangat disayangkan kan?” Pak satlantas menasehati panjang lebar dengan gaya bahasa yang menyentuh nurani.
“iya pak,” jawab peserta upacara secara serempak.
 “Selain itu kecelakaan sangat merugikan diri kita sendiri. Jatuh di jalan tak seenak jatuh di kasur” nasihat diselingi dengan candaan yang membuat peserta upacara tertawa.
“Wajah kalian yang tampan, cantik, dan menawan kalau nyium aspal akan hilang loo, nanti pacar kalian hilang gimana?”Tanya pak polisi dengan berccanda.
 “ Gampang. Kita cari yang baru pak” cletuk salah seorang siswa.
 “Ya kalau ada yang mau? Kalau gigi kita copot 2 bagian depan? Masih ada yang mau? Hahaha. Badan kalian lecet dan memar, ketika mandi akan terasa perih. Mandi minta bantuan orang tua. Kembali jadi anak-anak dong? Sebatas luka luar masih mending. Bagaimana jika akibatnya lebih parah lagi? Akibat kecelakaan kalian cacat permanen? Atau harus ada bagian tubuh yang diamputasi? Jaga baik-baik karunia Tuhan, jangan sia-siakan di jalan. Manfaatkan apa yang dikaruniakan Tuhan dan asah potensi yang ada. Itu akibat masih mending, Bagaimana kalau nyawa kita melayang? Udah siap menghadap Tuhan? Masih banyak dosa loo, Udah siap ninggali orang tua? Belum balas budi loh.  Udah siap ninggali teman-teman? Masih banyak utang lo. Hahaha.” Anak-anak dengan serius mendengarkan sosialisasi dari Pak Imam. Nasihatnya membuat peserta upaca merinding mendenger akibat nyata dan fatal dari kecelakaan lalu lintas.
”Maka dari itu, mari kita berkendara sepeda motor di jalan raya dengan tertib menggenakan helm dan mentaati lalu lintas yang ada. Kendarai motor dengan tenang dan aman sehingga selamat dan menyelamatkan nyawa orang lain.” Nasehat terakhir dan kemudian nasihat ditutup dengan salam. Semua anak terlihat merenungkan kebenaran atas apa yang dikatakan oleh Satlantas.
 “satria, bapak tu ngomong aja, Sok bijaksana, kaya gak pernah muda aja. Gak balapan kan gak keren kaya siput. Hahaha” ujar Laksana pada Satria.
“Ia, benar katamu Lak. Masa muda saatnya berekspresi, takdir mati ya mati. Kalo enggak pasti ya selamat to” Jawab Satria.
Pak Gimin memperhatikan siswa siswinya. Ada yang terlihat berbeda dari tingkah laku Satria Honda. Dia dulu merupakan seorang siswa teladan yang pandai dan sopan. Kini semenjak bergaul bersama Laksana Wijaya tingkahlakunya berubah dan selalu membuat masalah. Atas dasar ketergerakan hati dan pengabdiannya sebagai seorang guru atau orang tua kedua di Sekolah, Pak Gimin mencari tau secara langsung. Pak Gimin mendapat fakta bahwa Ayah Satria baru saja wafat tiga bulan yang lalu dan kini Satria menjadi tulang punggung keluarga. Sungguh malang nasib Satria, diusianya yang masih tujuh belas tahun seharusnya ia menikmati masa remajanya yang indah. Bukan malah menjadi tulang punggung, membiyayai kedua adiknya yang masih SD dan SMP serta merawat ibunya yang sakit.
Setelah pulang sekolah hingga larut malam, Satria bekerja dibengkel keluarga Laksana sebagai montir. Dan semenjak itulah, Ia bersahabat dekat dengan Laksan   a. Meskipun Laksana seorang pembalap motor jalanan yang urakan, tapi Ia merupakan sahabat yang baik. Laksana membantu Satria membiyayai sekolah adik-adiknya dan pengobatan ibunya. Maka dari itulah Satria berteman dekat dan sering balap liar bersama Laksana. Laksana ternyata memiliki latar belakang keluarga yang broken home, ayah dan ibunya bercerai ketika Ia duduk di bangku kelas 3 SMP. Kedua orang tuanya sibuk bekerja, dan Ia hanya diberi materi yang berlimpah tanpa kasih sayang.
“Kini aku tau apa yang terjadi pada anak didikku. Pada dasarnya mereka adalah anak yang baik, mereka punya potensi, hanya saja terkadang Tuhan menguji mereka dengan keadaan yang rumit. Semoga saja mereka mampu menjalani dan melewati. Sehingga mereka meraih kesuksesan dan memiliki masa depan cerah.” Bisik pak Gimin dalam hatinya.
Suatu hari Satria dan Laksana dipanggil ke kantor. Disana mereka dinasehati dan diberi motifasi oleh Pak Gimin. Namun nasehat tinggalah angin berlalu yang menghilang. Keesokan harinya ketika berangkat sekolah, mereka kembali mengadakan balap liar di Jalan umum.
“Woi sat, dari simpang ini kalo kamu sampai dulan di gerbang sekolah kukasih uang 500 ribu. Mau ngak?” Tantang Laksana pada Satria.
“Oke. Aku trima tantangamu. Satu…dua…tiga…ngueng” Satria menerima tantangan Laksana. Mereka pun melaju dengan kecepatan tinggi.
 Pak Gimin tidak sengaja dari pertigaan melihat mereka mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Tanpa mereka sadari dari tikungan arah berlawanan ada truk ugal-ugalan melaju dengan kencang. Pak Gimin yang tepat berada di pertigaan tikungan dengan sigap melaju sehingga menghadang truk dengan motor tuanya. Tentu saja truk berhasil banting stir, sehingga kecelakaan yang hampir terjadi antara truk dan Satria mampu di hindarkan. Namun sayangnya, bagian belakang motor Pak Gimin tersenggol badan truk dan Pak gimin terjatuh membentur batu. Dengan segera Satria menghampiri Pak Gimin.
“Pak, bangun Pak, pak bangun!” Satria menggolek-golekkan tubuh Pak Gimin, berharap beliau dapat siuman.
Pak Gimin tak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit. Pak Gimin dalam keadaan koma, akan tetapi tiada satu keluargapun yang mampu dihubungi. Satria dan Laksana menunggu diluar ruangan dengan perasaan cemas dan bersalah. Setelah 12 jam masa kritis berlalu dan Pak Gimin sadarkan diri. Pada saat itulah Satria minta maaf dan mengucapkan trimakasih pada pak Gimin.
“Pak, maafkan Satria. Karna Satria bapak terbaring sakit seperti ini,” ucap Satria dengan wajah pucat.
“Ia, sama-sama Satria. Bapak beruntung masih diberi kesempatan Tuhan untuk berbicara dihadapan kalian. 10 Tahun yang lalu, usia bapak masih muda bapak mengendarai motor bersama istri dan putra bapak menyusuri jalan di tepi Pantai Indah. Anak  bapak yang masih kecil ingin menjadi pembalap dunia seperti Lorenzo. Bapak mendukung penuh cita-cita putra kecil bapak. Pasti serang ayah akan  bangga punya anak ganteng pembalap motor Gp kan?hahaha. Namun musnah harapan bapak, karena pengendara motor teledor yang ugal-ugalan, kami mengalami kecelakaan. Istri dan putra bapak tewas. Karena itulah Bapak memutuskan untuk hidup sebatang kara. Karna bapak merasa bersalah tidak mampu menjaga amanah Tuhan dengan baik. Mungkin jika putra bapak masih ada, lebih tampan dari kalian.hahaha..huk...huk” Tiba-tiba Pak Gimin tersedak dan batuk-batuk.
“Kenapa pak? Ada yangsakit? Ceritanya nanti saja kalo Bapak udah bener-bener sembuh ya”,tanya Laksana dengan ekspresi panik.
“Tidak apa-apa, pasti bapak sembuh. Laksana kamu punya bakat menjadi pembalap dunia yang hebat. Jangan kandaskan bakat dan masa depanmu hanya karna ugal-ugalan di jalan. Satria, bapak tau kerja kerasmu, bapak yakin kamu akan jadi orang sukses. Kamu kan punya bakat bidang mesin, coba tahun depan kamu masuk jurusan teknik mesin, bapak sudah menyiapkan biyaya kuliah untukmu. Jangan sia-siakan kepercayaan ibu dan adik-adikmu.” Pesan  Pak Gimin mengakhiri percakapan di senja ini.
Pada malam hari Pak Gimin meninggal dunia diusia 44 tahun karena pecahnya pembuluh darah di otak bagian belakang. Namun jasa beliau akan selalu menjadi kenangan indah yang tak terlupakan bagi siswa-siswanya. Seorang Guru yang mendidik bukan hanya dalam bidang mata pelajaran, namun seorang guru yang perduli pada kepribadian dan kelangsungan masa depan siswa-siswanya. Duka mendalam dialami seluruh warga sekolah dan orang-orang yang mengenal Pak Gimin. Peristiwa ini kemudian menjadi titik perubahan Satria dan Laksana. Setelah itu mereka berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Setahun kemudian Satria dan Laksana lulus bangku SMA, dan mereka berencana melanjutkan studi mereka.
“Sat, kamu mau lanjut dimana? Tanya Laksan pada Satria.
“Aku mau cari universitas negri yang biyayanya lebih murah. Asalkan ada tekhnik mesinnya” Jawab Satria.
“Kamu yakin masuk tekhnik mesin?” Tanya Laksana meyakinkan Satria.
“Iya, aku yakin. Sesuai dengan pesan terakhir almarhum pak Gimin. Lagi pula aku juga suka mesin. Cuma mesinlah yang aku tau. Kamu mau kemana?” Satria balik bertanya pada Laksana.
“Aku akan ke Spanyol. Disana ada sekolah balap internasional. Aku ingin menjadi pembalap hebat, dan menjadi legenda di negri kita.” Jawab Laksana dengan mantap.
“Iya sobat. Mari kita gapai cita-cita kita. Selama kita berusaha yang terbaik, Aku yakin Tuhan selalu bersama kita.See you on top (selamat bertemu di puncak kesuksesan).”Satria dengan penuh semangat mengucapkan kata terakhir disaat pertemuan trakhir mereka.
Lima belas tahun kemudian, Laksana Tiger Wibawa menjadi pembalap nasional pertama yang berhasil mewakili Indonesia dalam balap dunia MotoGp. Dan Astra Wijaya menjadi pemimpin sekaligus pemilik dari perusahaan besar, yang bergerak dibidang otomotif dan cabangnya telah tersebar di seluruh nusantara. Perusahaannyapun mampu menyerap 5000 pegawai. Setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya mereka dipertemukan disuatu even. Perusahaan Satria menjadi salah satu sponsor motor balap Laksana. Betapa bahagianya mereka, mampu bertemu di puncak kesuksesan seperti yang mereka janjikan dulu. Mari kita mulai menyelamatkan cita-cita kita dengan cara sederhana. Menjaga karunia Tuhan pada diri kita dan berusaha sebaik-baiknya.. Keselamatan adalah yang utama.

 Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Cerpen ‘Tertib, Aman, dan Selamat Bersepeda Motor di Jalan.’ #SafetyFirst Diselenggarakan oleh Yayasan Astra-Hoda Motor dan Nulisbuku.com


Rabu, 07 Januari 2015

SUMBER : https://www.facebook.com/permalink.php?id=255405651159168&story_fbid=424057870960611

 

Lotus philosophy: "RIGID"
           Our eyes may every day saw a lotus flower floating on the water dirty. Or are our eyes indifferent and ignorant of what was happening around us. Try behold, and see what is happening around the lotus ! He still stand strong and trying to show himself with beautiful and pretty. Try to compare with hyacinth flower, he lives above the dirty water but what happens hyacinth die helpless, he could not absorb and filter dirty water to assist the process of metabolism hyacinth.
          Wherever the lotus flower, and in any water lotus flower of life, surely he will remain elegant, pretty good-looking, elegant and beautiful to the eye, it still stands above RIGID dirty water though. The lotus flower is able to have a life principle, capable of facing the challenge of what is around. The water may be polluted, but the lotus is able to handle it.
Supposedly, we have a principle like a lotus flower. We are able to stand up to the tough, show our identity even though we are living in a dirty environment (full of viruses society) though.
        Make it yourself, do not you be affected by the environment that brings destroyed, withered, arid. show your appearance with a charming, smiling, elegant and fun.
Keep RIGID O my friend  ^_^

My hand...


"SINCERELY. What do you think it is? Often I say, but I forget the essence. Too convinced of the sincerity of yourself and then later turn into arrogance. Sincerity rot, then becomes useless. Ah yes, because that is. I do not dare to approach you first, because I doubt myself, doubt on the monster in me. Although it takes a helping hand you to get up, I hold to not ask "  ^ - ^

Selasa, 06 Januari 2015

Favorite Song ^_^ (AVICI-Wake Me up)

















Feeling my way through the darkness
Rasakan langkahku dalam gelap
Guided by a beating heart
Dituntun oleh hati yang berdegup
I can't tell where the journey will end
Aku tak tahu dimana akhir perjalanan ini
But I know where to start
Tapi kutahu dimana harus mulai
They tell me I'm too young to understand
Mereka bilang aku terlalu muda tuk mengerti
They say I'm caught up in a dream
Mereka bilang aku terperangkap di alam mimpi
Well life will pass me by if I don't open up my eyes
Bahwa hidup akan meninggalkanku jika tak kubuka mata
Well that's fine by me
Tak mengapa bagiku

(2x)
So wake me up when it's all over
Maka bangunkanlah aku saat semua ini tlah usai
When I'm wiser and I'm older
Saat aku tlah lebih bijak dan lebih tua
All this time I was finding myself
Selama ini kucari-cari diriku sendiri
And I didn't know I was lost
Dan aku tak tahu bahwa aku tersesat

I tried carrying the weight of the world
Kucoba memikul beban dunia
But I only have two hands
Tapi hanya dua tangan yang kupunya
I hope I get the chance to travel the world
Berharap kupunya kesempatan tuk jelajahi dunia
And I don't have any plans
Dan aku tak punya rencana
I wish that I could stay forever this young
Andai kubisa terus muda begini
Not afraid to close my eyes
Tak takut pejamkan mataku
Life's a game made for everyone
Hidup ini hanyalah permainan untuk semua orang
And love is a prize
Dan cinta adalah hadiahnya

(2x)
So wake me up when it's all over
Maka bangunkanlah aku saat semua ini tlah usai
When I'm wiser and I'm older
Saat aku tlah lebih bijak dan lebih tua
All this time I was finding myself
Selama ini kucari-cari diriku sendiri
And I didn't know I was lost
Dan aku tak tahu bahwa aku tersesat

I didn't know I was lost
Aku tak tahu bahwa aku tersesat
I didn't know I was lost
Aku tak tahu bahwa aku tersesat
I didn't know I was lost
Aku tak tahu bahwa aku tersesat
I didn't know I was lost
Aku tak tahu bahwa aku tersesat

Kamis, 01 Januari 2015

ETC

ETC
(Elephant Training Center)
Seblat, Putri Hijau

           
            I live in the district Putri Hijau, district of North Bengkulu, Bengkulu Province. There is a very attractive tourist spot. It’s name Elephant Training Center (ETC ).  Elephant Training Center (ETC) Sebelat already well known and recognized as one of the objects featured ecotourism in Bengkulu. ETC is located in a remote village,  so this area has the natural scenery and the native habitat for a variety of protected species. There are many large and old trees hundreds of years old, there are thousands of species of plants, and specially Sumatran elephants ( Elephas maximus sumatranus).   
             Not only local tourists who visit as PLG Sebelat, already a lot of foreign tourists who visited this location. Usually besides a closer look Sumatran elephants also to just enjoy the beauty of natural landscapes Seblat River which is the main attraction for tourists. Many things we can do there. First, we are able to feel the serenity of nature after living in a noisy city. Secondly, we were able to learn about plants and animals, especially elephants. Thirdly, we are refreshing with a variety of existing facilities, are like rafting on the river Seblat and flaying fox in old trees. In addition , for those who want to know people's lives around the ETC, the people are very friendly and open to new people. We also allowed for camping and interact directly with the elephant with safety guaranteed safe .
              ETC is an attractive tourist spot , let's come and vacation here , guaranteed will not regret it , and become your life experience that will not be forgotten .